Jumat, 20 September 2013

KATA KATA HIKMAH BUYA HAMKA


Tahan menderita kepahitan hidup sehingga penderitaan
menjadi kekayaan adalah bahagia

Kenal akan keindahan dan sanggup menyatakan keindahan itu
kepada orang lain adalah bahagia

Cinta itu adalah jiwa. Antara cinta yang sejati dan jiwa tak dapat dipisahkan. Cinta pun merdeka sebagaimana jiwa. Cinta itu terkadang mustahil. Tetapi kemustahilan itulah yang kerap kali memupuk rasa cinta.

Seseorang yang terkena penyakit cinta, maka ia (seolah-olah) takut akan terkena cinta itu. Itulah dua sifat dari cinta. Cinta itulah yang merupakan (menyerupakan) dirinya menjadi sebuah ketakutan. Cinta itu kerap kali berupa putus harapan, takut, cemburu, iba hati dan kadang-kadang berani. (Namun) terkadang cinta itu hanya menurutkan perintah hati, bukan perintah otak.

Cinta itu adalah persaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia. Ia (cinta itu) laksana setetes embun yang turun dari langit. Bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlainan menerimanya. Ada kepada tanah yang tandus atau gersang. Dan ada pula kepada tanah yang subur.

Bahwasanya cinta yang bersih dan suci (murni) itu, tidaklah tumbuh dengan sendirinya.

Hanya menumpahkan air mata itulah kepandaian yang paling penghabisan bagi seorang wanita.

Emas tak setara dengan loyang. Sutra tak sebangsa dengan benang.

Satu hati lebih mahal dari pada senyuman. Satu jiwa lebih berharga dari pada sebentuk cincin.

Ikhlas dan sejati akan bertemu di dalam senyuman anak
kecil,senyum yang sebenarnya senyum,senyum yang tidak
disertai apa-apa

Sewaktu kecil anak-anak lelaki menjadi perhiasan mata
karena lucunya, karena dia tumpuan harapan, maka setelah dia
besar, dia menjadi kebanggaan karena kejayaan hidupnya

Kegunaan harta tidak dimungkiri -Tetapi
ingatlah yang lebih tinggi ialah cita-cita
yang mulia

Berani menegakkan keadilan, walaupun
mengenai diri sendiri, adalah puncak
segala keberanian

Adil ialah menimbang yang sama berat,
menyalahkan yang salah dan
membenarkan yang benar,
mengembalikan hak yang empunya dan
jangan berlaku zalim di atasnya

Yang benar tetap benar, yang salah tetap
salah. Kaya dan miskin di hadapan
keadilan adalah sama

Berkisar dan berpaling dari keadilan
kerana dorongan hawa nafsu hanyalah
mempersulitkan diri sendiri

Kata - kata yang lemah dan beradab
dapat melembutkan hati dan manusia
yang keras

Hawa nafsu membawa kesesatan dan tidak berpedoman dan
akal menjadi pedoman menuju keutamaan. Hawa nafsu
menyuruh mengelamun, berangan-angan, tetapi akal
menyuruh menimbang

Tidak semua orang yang menolak
kebenaran itu tidak tahu bahwa yang
ditolakkanya itu benar


Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri.

Tiga rukun yang benar dan perlu dalam
mencapai utama yaitu dengan tabiat,
dengan pengalaman dan dengan pelajaran.
Adapun musuh yang sentiasa menghalangi
manusia mencapai keutamaan ialah hawa
- nafsu yang menyebabkan marah dan
dengki

Kehidupan itu laksana lautan: " Orang yang tiada berhati-hati dalam mengayuh perahu, memegang kemudi dan menjaga layar, maka karamlah ia digulung oleh ombak dan gelombang. Hilang di tengah samudera yang luas. Tiada akan tercapai olehnya tanah tepi".